Kila
RC
Babe
meninggal. Dan sebagai anak satu-satunya, Odin harus menggantikan perusahaan
Babe. Yaitu perusahaan sedot WC. Bukan, bukan sebagai owner yang duduk manis di
kantor. Tapi Odin harus turun tangan sendiri ke lapangan karena karyawan Babe
cuma Deden seorang. Waaa Odin jadi tukang sedot WC? Neni pacar Odin pun
langsung gengsi! Dan gak pernah mau lagi deketin Odin.
Odin dan Deden pun menerima klien pertama. Sebuah rumah besar
yang septicnya meledak dan harus dikuras habis karena mau dibuat septic tank
baru. Pemilik rumahnya Bu Dewi yang punya 2 orang anak. Leon dan Abel. Leon ini
pemuda yang ramah dan hangat. Berbeda dengan Abel, adiknya, yang meski cantik
tapi juteknya setengah mati. Lumayanlah
buat dipandang sama Odin dan Deden di tengah pemandangan yang menggelikan dan
menjijikkan.
Di balik keramahan
dan kehangatan Leon, ternyata dia cukup keras sama Abel. Bikin Abel kesal
karena merasa diatur-atur oleh kakaknya. Apalagi soal pacar. Abel nggak boleh
pacaran dulu sebelum lulus kuliah. Yaelah, padahal Abel baru juga semester
pertama. Maklum ya, Leon ini kan
pengganti ayah mereka yang sudah meninggal, tapi Abel merasa tertekan dengan
sikap Leon. Bahkan mereka akhirnya ribut besar membuat Abel kabur dari rumah
tanpa bawa apa-apa! Cuma uang pas yang ada di saku bajunya.
Sementara
itu, Odin dan Deden yang baru selesai menguras WC, kemalaman karena hari itu
mereka sangat sibuk. Setengah mengantuk, tiba-tiba di depannya Abel menyetop
mobil tinja Odin, bikin Odin kaget. Abel pun langsung buka pintu dan naik lalu
duduk di sebelah Deden, membuat Deden yang tidur, kaget. “Gue numpang!” kata Abel
cuek. Odin menatap Abel bingung, numpang kok nggak ada salam-salamnya. Nggak
sopan! Meski kesal, Odin menurut. Dan saat sampai di jalanan besar, Odin
menyuruh Abel turun. Eh, kata Abel, dia mau numpang tidur di kantor Odin. Lho?!
Di rumah
Abel, Mama menangis karena Abel kabur. Membuat Leon kesal dan akhirnya marah
sama Mama. Mama pun makin lebay tangisnya. Aduuuh! Leon pusing kepala jadinya.
Mama pokoknya nggak mau tahu. Abel harus pulang dalam keadaan sehat walafiat!
Leon stres, ternyata mengurus perempuan lebih ribet ya? Apalagi kalo 2! Begitu
pikirnya.
Begitu
sampai rumah, Nyak pikir Abel mau ngelamar jadi tukang sedot WC. Kata Nyak, dia
nggak terima karyawan perempuan. Sementara Abel heran, kok kantornya rumahan?
Saat Odin jelasin kalo sedot WC ini usaha perorangan, Abel pun manyun. Jadi dia
harus menginap di rumah Odin? Kata Odin, lha siapa yang mau nerima elo menginap
di sini? Jangan GR deh! Kata Abel, iyalah. Gak mungkin gue tidur di tempat
beginian. Abel pun menelpon Tita, sahabatnya. Tapi Tita susah dihubungi. Lalu
Abel pun nekat berniat pergi. Di jalanan, dia mikir lagi. Kampung Odin sepi. Iih,
sereeem! Dan dengan rasa malu, Abel balik lagi. Mau numpang tidur. Besoknya,
Abel dibangunin karena katanya numpang tidur doang. Tapi dengan malu-malu, Abel
bilang, dia nggak tahu mau tinggal di mana? Odin dan Deden pun saling
bertatapan, ‘Capek deeeh’.
Saat Nyak
dikasih tahu kalo Abel mau numpang tinggal di situ, Nyak keberatan. Nanti apa
kata tetangga? Nggak enak ada perempuan menginap di situ. Kata Deden, bilang
aja keponakannya Nyak. Nyak bingung, tampang Abel kan keren, mana ada
keponakannya sekinclong Abel? Tapi karena Abel memohon, akhirnya Nyak kasih
ijin. Abel pun senang. Tapi, eits, nggak gratis lho! Abel harus kerja bantu
mereka. Abel juga harus ikutan bantuin Nyak beberes rumah. Waaaaaa! Abel kan
selama ini nggak pernah kerja. Hidupnya sangat bahagia dimanja orangtua dan
Leon. Akibatnya, kerja Abel pun nggak ada yang beres. Mana dia makannya repot
lagi! Nggak bisa makan ikan asin sama lalapan. Maunya fried chicken meski cuman
pinggir jalan.
Lebih
parah lagi saat Abel harus bantu Odin menyedot WC karena Deden sakit. GUBRAK! Gue?
Yang cantik ini mesti sedot WC? “Itu kalo lo mau. Kalo nggak, terpaksa lo harus
pergi dari tempat gue,” kata Odin. Abel pun cemberut dan menyerah pasrah. “Ok.
Gue gantiin Bang Deden. Tapi status gue, magang. Cuma bantu doang. Jadi
sewaktu-waktu, gue bisa cabut ninggalin lo!” kata Abel kesal. Abel pun
menyiapkan peralatan perangnya. Sarung tangan, cek. Penutup hidung, cek.
Kacamata hitam biar gak liat yang serem-serem secara langsung, cek. Sepatu
boots karet, cek. Komplit deh!
Klien
pertama Abel adalah rumah Restu! Tentu saja Abel kalang kabut. Masa dia datang
ke tempat gebetannya dengan profesi tukang sedot WC? Alamaaaak! Nggak cakep
banget kan?! Kan?! Abel pun terpaksa narik topi di kepala Odin dan
dikenakannya. Awalnya Odin bingung. Saat tahu gelagat Abel, Odin berbisik, “Lo
naksir anak yang punya rumah ya?” Abel kaget, kemudian jawab, “Dia gebetan gue
di kampus.” Odin pun terkikik geli dan dengan sengaja panggil kenceng nama
Abel, bikin Restu nengok dan makin curiga. Tapi perhatian Restu teralihkan saat
mendadak Tita datang dan bergelayut manja di lengan Restu. Abel melihatnya dan
kecewa. Tita sahabatnya. Tita tahu Abel suka sama Restu. Tapi di belakangnya,
Tita menelikungnya. Abel pun jadi sedih.
Abel
menemui Tita dan marah pada Tita. Tapi Tita dengan entengnya bilang, “Gue capek
selama ini mesti berada di bawah bayang-bayang lo!” Menyebalkan! Lebih
menyebalkan lagi saat Tita meremehkannya karena Abel menjadi tukang sedot WC.
Odin
menghibur Abel. Berarti Tita bukan sahabat yang baik. Tuhan sudah menunjukkan
siapa Tita sebenarnya dengan cara seperti ini. Iya tahu, tapi gue tetep sediih…
Abel pun menangis. Membuat Odin merasa bersalah dan merengkuhnya lalu
mengusapnya. Mendadak perasaan Abel berdesir dipeluk Odin. Lalu dengan serta
merta dia mendorong dan melepas rengkuhan Odin dan merasa kikuk. Odin pun sadar
dan minta maaf. Sejak itu, mereka berdua jadi sering kikuk kalo bersentuhan
atau tanpa sengaja bertatapan. Membuat Deden jadi rajin menggoda mereka. Ahai,
benih-benih cinta rupanya tumbuh di hati kalian berdua. Dan biasanya Deden pun
akan habis diremes-remes keduanya.
Leon
melalukan pencarian Abel. Semua temannya termasuk Tita ditanyai. Tapi Tita
jawab nggak tahu. Padahal, Abel sudah menelpon dan sms dia, tapi Tita sengaja
nggak jawab. Tita kan nggak mau selalu jadi bayang-bayang Abel yang cantik dan
anak orang kaya. Tak kurang akal, Leon pun membuat pengumuman dan disebarkan di
koran dan di medsos. Suatu saat Odin memberikan koran yang memuat foto Abel.
“Lo harus pulang. Abang sama nyokap lo nyariin,” kata Odin membuat Abel
tertegun. Gebetan dan sahabatnya yang dia bela-belain ternyata hanya manis di
mulut saja. Abel bilang, iya dia akan pulang. Odin pun janji akan mengantar.
Tapi
sampai di rumah, bukannya ucapan terima kasih yang didapatkan Odin. Dia malah
mendapat bogem dari Leon dan dituduh sengaja bawa kabur Abel. Dan memulangkan
Abel karena iming-iming hadiah yang dijanjikan. Abel pun makin kesal pada Leon.
Kakaknya selalu menilai apa-apa dengan uang! Ini yang buat Abel merasa nggak
nyaman tinggal di rumah. Bukannya sadar, Leon malah mengurung Abel. Abel gak
boleh kuliah, gak boleh keluar rumah. Abel jadi sedih. Dia jadi teringat hal
menyenangkan selama tinggal di rumah Odin. Melakukan banyak hal tanpa ada yang
melarang. Abel mogok makan. Bikin Mama sedih. Tapi Leon jadi kalap dan
membiarkan. Abel pun jatuh sakit. Sementara itu, Odin jadi kepikiran Abel.
Perasaan cinta yang tumbuh di hati Odin, membuat Odin mencemaskan Abel.
Abel yang
tidak tahan, kembali kabur. Namun, di jalanan Abel jatuh pingsan. Untungnya
Deden yang menemukan. Deden membawa Abel ke rumah Odin. Odin pun segera merawat
Abel. Kata Odin nanti setelah Abel sehat, Abel harus pulang. Abel nggak mau.
Abel mau di sini saja. Odin tetap membujuk, sampai akhirnya, Abel bersedia meski
dia mungkin akan mati. Odin tentu saja kaget.
Odin
berpikir keras, bagaimana supaya Abel mau pulang? Odin akhirnya punya ide untuk
menemui mamanya Abel dan bilang Abel ada di rumahnya. Bersama Odin, Mama Abel
menemui Abel. Kata Abel, dia sayang sama Mama, tapi Abel nggak mau tinggal sama
Mama selama Kak Leon masih keras padanya.
Mama pun
mencoba bicara dengan Leon. Leon bilang dia lakukan ini demi Mama dan Abel.
Leon nggak mau Abel disakiti siapapun seperti Papa menyakiti mereka. Kata Mama,
Mama tahu. Tapi itu sepertinya nggak akan terjadi pada Abel. Abel telah
menemukan orang yang tepat untuknya. Leon pun berpikir lama, sampai kemudian,
dia akan bersikap lebih lunak Abel.
Hidup
Abel kembali ceria. Abel tetap membantu Odin. Kali ini statusnya lebih jelas.
Karyawan tetap. Setelah sebelumnya hanya jadi karyawan magang. Bahkan, Abel
ngampus minta antar jemput mobil tinja sekalian kerja kalo ada orderan. Dan
ternyata hal ini malah membuat Restu justru kagum. Restu melihat Abel sosok
yang beda dan sangat keren. Restu pun berbalik mengejar Abel, membuat Tita
kesel. Sampai Tita membuat gosip tak sedap tentang Abel. Tapi Abel sudah ilfil
sama Restu. Dia sudah menemukan tambatan hatinya. Sosok pahlawan yang ada saat
Abel ditimpa masalah sendirian.
0 komentar:
Post a Comment