Saya suka
menari semenjak TK.
Apa
istimewanya? Bukannya anak-anak TK memang hanya menari dan menyanyi saja?
Memang, tapi
dengan mengenalkan tari atau mengajarkan menari sejak dini sangat bagus untuk
fisik dan kesehatan anak. Tubuh anak menjadi lebih lentur, koordinasi pikiran dan gerakannya lebih terkontrol, menghindari
kegemukan atau obesitas pada anak. Bisa melatih disiplin juga meningkatkan
kreatifitas dan kepercayaan diri anak.
Mungkin itu
juga yang membuat saya menjadi orang yang over pede.
Saya ikut
sanggar tari saat kelas 2 atau 3 SD, tepatnya saya lupa. Memasuki usia SMP,
saya pindah sanggar tari karena sanggar yang lama sudah tutup. Saat itu,
pengajarnya mahasiswa seni tari, laki-laki, yang kemudian mengajar di SMP saya.
Seni tari pulak.
Tapi, jaman
dulu, hm, berasa kayak jaman purba, menari hanya merupakan salah satu kegiatan
mengisi waktu di luar kegiatan sekolah. Dan biasanya saya akan pentas di
sekitar lingkungan terdekat saja. Sekolah, lingkungan kelurahan atau paling
mentok tingkat kecamatan.
Dengan mengikuti
sanggar tari pun tidak banyak membantu kami para remaja di era itu, menjadi penari profesional atau pun hanya
sekedar mengikuti lomba. Meski pun sanggar tarinya paling terkenal dan bagus di
kota saya. Sepertinya memang tidak
diarahkan ke jenjang yang lebih tinggi lagi. Kalau mau meneruskan jadi penari
ya monggo, kalau tidak nggih sampun. Pada akhirnya, remaja anggota sanggar tari
hanya sekedar pintar menari dan saya yakin, teman seangkatan saya yang dulu
ikut sanggar sekarang pasti lupa tarian apa yang pernah dipelajarinya.
Saya pikir, ini
mungkin menjadi salah satu penyebab saya sering sering sakit pinggang, karena
menari kan juga olahraga. Dan ternyata ini salah satu hal yang bisa mencegah
rematik pada orang dewasa dan kepikunan pada manula.
Ini berbalik
dengan kondisi sekarang.
Di mana anak saya, yang baru lebih kurang 3 bulan menjadi anggota sanggar, harus
mengikuti ujian untuk kenaikan tingkat. Harusnya setiap 6 bulan atau 1 masa
semester, semua anak wajib ikut ujian. Tapi karena anak saya dianggap mampu
ikut ujian, jadi diperbolehkan.
Jaman dulu?
Boro-boro
ujian kenaikan tingkat, evaluasi saja sepertinya tidak ada. Saat mau pentas
pun, sanggar tidak ikut cawe-cawe. Kami mengurus semuanya sendiri. Malah, seingat
saya, saya dan teman sering pentas justru di luar kegiatan sanggar. Kegiatan
sekolah yang lebih sering, karena ada acara perpisahan sekolah.
Lusa, anak
saya akan ujian menari. Dan untuk itu, dia harus punya asesoris sendiri. Beli
tentu saja. Ini berbeda lagi dengan jaman saya dulu, yang selalu sibuk mencari
pinjaman atau sewaan perlengkapan menari sebelum pentas.
![]() |
| Gbr. milik Ayodya Pala Tapos |
Dan asesoris
itu akan dipakai sepanjang anak saya akan terus pentas menari. Artinya ini
adalah investasi. Bahwa menari tidak akan sekedar jadi hobi. Tapi bisa menjadi
pilihan profesi sejak dini. Saya rasa ini malah lebih bagus karena anak terarah
untuk lebih tahu apa yang akan dilakukannya di tahun-tahun mendatang.
![]() |
| Gbr. milik Ayodya Pala Tapos |
![]() |
| Gbr. milik Ayodya Pala Tapos |
Saat saya
mengikutkan anak ke sanggar tari, tidak pernah terpikir akan hal ini. Dalam benak
saya, hanya sekedar menyalurkan hobi karena anak saya cukup luwes menari. Tapi ternyata,
banyak hal bisa dilakukan dengan mengikuti sanggar.
![]() |
| No 935 - Kila |
Saya jadi
seperti belajar lagi. Apalagi dengan melihat asesoris yang wajib dimiliki.
Sempat
berpikir untuk berlatih menari lagi. Tapi kali ini supaya body lentur dan gak
gampang kena rematik lagi!





0 komentar:
Post a Comment